Jumat, 11 Desember 2009

UTHE & JEFFRY: " RESEPNYA TAKUT AKAN TUHAN "

KARTAR SEWANGI: Jakarta/Dec/09
Ruth Sahanaya & Jeffry Waworuntu - Resepnya Takut Akan Tuhan

Banyak gosip miring mendera artis papan atas Indonesia. Bagaimana dengan Uthe dan Jeffry?

Lima belas tahun mereka telah menjalani biduk rumah tangga. Meskipun tak luput dari riak-riak permasalahan, mereka masih termasuk pasangan harmonis. Mau memahami pasangan dan takut akan Tuhan menjadi andalan Ruth Sahanaya dan Jeffry Waworuntu mengawetkan pernikahan mereka.

Perempuan hitam manis itu, memperhatikan salah satu lembar majalah remaja yang memuat foto coverboy yang sedang top. “Siapa yang paling kamu suka?” tanya teman di sebelahnya. Perempuan itu langsung menunjuk salah satu coverboy yang berkulit putih. “Saya selalu menunjuk dia (Jeffry), saya bilang nih saya suka yang ini,” kata Uthe, sapaan akrab Ruth Sahanaya mengenang kekagumannya pada sosok Jeffry saat ia masih remaja.

Salah satu acara musik mempertemukan mereka. Kesan pertama berkenalan, Uthe sebenarnya belum sreg dengan Jeffry yang ganteng, keren, dan terkenal. “Kayaknya playboy, banyak ceweknya,” begitu gumam Uthe dalam hati. Lagipula, lanjut Uthe, Jeffry terkesan sombong. Namun, kesan itu segera buyar setelah mereka berdua sering jalan bareng. “Ternyata, Jeffry orangnya apa adanya, mau makan di pinggir jalan, dia orangnya fleksibel banget,” tutur Uthe.

Jeffry juga mengaku, awal bertemu tidak ada getaran istimewa. Menurutnya, Uthe juga bukan tipe perempuan yang ia idamkan menjadi pasangannya. “Sebenarnya tipe saya itu, tinggi dan berkulit putih,” jelasnya. Lalu kenapa akhirnya jatuh cinta pada Uthe? “Dia itu orangnya baik banget,” jawab Jeffry saat diwawancarai kala peluncuran album rohani terbaru Uthe beberapa bulan lalu. Memang kalau jodoh tidak kemana. Meskipun awalnya dua-duanya kurang ada rasa sreg, seiring intensitas pertemuan, benih-benih cinta itupun mulai tumbuh. Puncaknya tanggal 7 Mei 1994, mereka berdua mengucapkan janji setia sebagai suami istri di depan altar gereja Bethel, Bandung. Dari pernikahan ini mereka mendapatkan dua buah hati.

Melawan Godaan
Berbeda dengan dua rekannya di DI3VA, rumah tangga Uthe dan Jeffry tidak pernah diterpa gosip miring. Tapi apakah ada ketakutan bila ke depannya mereka juga mengalami apa yang terjadi dengan Krisdayanti dan Anang? “Kalau ngomong takut, kita tuh ga perlu takut, apalagi kalau niat pertamanya kita tahu tujuan kita menikah. Dalam Kristen ‘kan menikah sekali seumur hidup dan yang lebih penting lagi karena kita sudah berjanji di hadapan Tuhan,” kata Uthe.

Banyak pasangan artis bercerai karena tergoda orang ketiga, baik Uthe maupun Jeffry tidak menafikkan hal itu. “Kalau menghadapi godaan, kebetulan saya sangat terbuka dengan istri saya. Semua teman-teman saya, istri saya tahu dan kenal. Di sinilah kita harus pandai-pandai memilih teman,” ujar Jeffry. Selain itu, Uthe menambahkan, itu semua tergantung komitmen. “Kalau berlandaskan takut akan Tuhan, mau ada godaan seperti apapun, kita pasti akan ingat dan berpaling terus sama Tuhan,” tegasnya. Soal cemburu, mereka mengaku memang masih ada rasa cemburu. Cemburu itu, kata Uthe, bisa menjadi bumbu-bumbu dalam hubungan agar mereka tambah sayang.

Berumah tangga tidak selalu berjalan mulus. Kadang kala masalah menghadang. Namun, menurut Uthe, selama ini tidak ada masalah yang benar-benar besar. “Sebetulnya, masalah itu tidak ada yang berat sekali, hanya mungkin kadang-kadang masalah kecil yang waktunya ‘nggak tepat. Itu yang bisa buat kita meledak-ledak tapi saya bersyukur dengan berjalannya waktu, kita lebih matang menangkis hal-hal seperti itu.”

Untuk memecahkan masalah, biasanya Uthe-Jeffry berbicara secara terbuka dan mencoba menekan ego masing-masing. Jika tidak dapat menyelesaikannya, mereka meminta bantuan keluarga terdekat untuk menjadi mediator. Pendapat keluarga terdekat ini membantu keduanya lebih jernih melihat permasalahan.

Profesional
Tahun 1996, Jeffry memutuskan menjadi manajer istrinya. Berkat tangan dingin sang suami, karier Uthe sebagai penyanyi tetap berkilau sampai saat ini. Awalnya, memang ada kesulitan, kadang masalah pekerjaan bercampur dengan masalah keluarga, tapi hal itu tidak berlangsung lama. Mereka sadar harus memilah-milah antara masalah pekerjaan dan keluarga.

Bagi Uthe, ada kelebihan mempunyai manajer suami sendiri. Selain mengenal dirinya luar dalam, ia juga merasa tenang. “Dia (Jeffry) sangat melindungi saya banget agar tidak ada orang yang curang atau bohong sama saya. Dia sudah tahu saya banget dan saya sudah sangat percaya. Suami sendiri gitu lho,” katanya sambil tertawa.

Sebagai manajer, Jeffry ingin bersikap profesional meskipun ia bekerja dengan keluarga sendiri. Kelak jika anak-anak mereka, Nadine Emanuella dan Amabel Odelia, ingin mengikuti jejak sang ibu, mereka pun harus disiplin berlatih dan tidak setengah-setengah menjadi penyanyi.

Kini, untuk mengembangkan sayap bisnis mereka, PT Ruth Sahanaya Production, Jeffry berhenti menjadi manajer dan lebih menjalankan fungsinya sebagai pemimpin perusahaan. Rencananya, mereka berdua akan membuka bidang usaha lain, yakni Sekolah Ruth Sahanaya.

Berbagi Peran
Uthe boleh menjadi seorang diva di panggung, namun jika sudah berada di rumah, ia tidak berbeda dengan ibu-ibu yang lain. Memang, ia tidak mahir memasak, tapi ia sangat suka bersih-bersih rumah. “Karena suka bersih-bersih, anak-anak suka memanggil saya si Ibu So Klin,” tutur Uthe geli. Soal memasak, Uthe merasa beruntung suaminya tidak mempermasalahkan. Bahkan, soal yang satu itu, Jeffry lebih jago dibanding dirinya.

Pada dasarnya, Uthe dan Jeffry tidak membagi peran di rumah secara sakleg. “Sebetulnya kita sama yah. Gak ada itu kerjaan istri, itu kerjaan suami. Semua kita lakukan sama-sama, kita pikirin sama-sama,” jelas Uthe. Hal senada juga diungkapkan Jeffry, zaman sekarang, istri tidak harus selalu tinggal di rumah. Apalagi, Uthe punya bakat besar, akan sayang sekali jika ia hanya tinggal di rumah.

Meski punya kebebasan berkarier, Uthe tetap menghormati Jeffry sebagai kepala keluarga. Ketika menjadi manajer, Jeffry kerap mendampingi istrinya saat pentas. Jadwal yang padat terkadang membuat mereka tidak punya waktu di rumah. Apa anak-anak sering komplain? “Biasanya kalau kangen, mereka protes. Tapi kami selalu menjelaskan bahwa kami bukannya sedang senang-senang, tapi mama dan papa itu kerja, pekerjaan kita seperti ini. Syukur anak-anak mengerti,” kata artis Hosana Record yang belum lama merilis album rohani Giving My Best (2009) ini. Untuk mengatur teknis rumah tangga dan menjaga anak-anak, pasangan ini dibantu saudara dekat mereka.

Kurangi Job
Menjelang Natal, tawaran pentas untuk menyanyi di berbagai tempat mengalir deras untuk Uthe. Tapi sudah tiga tahun ini Jeffry mengurangi tawaran menyanyi. Alasannya, mereka ingin melewati Natal bersama dengan keluarga dan orang terdekat. Saat malam Natal tiba, mereka sekeluarga berkumpul lalu bercerita, makan, dan berdoa bersama. “Saya rasa setiap tahun Natal adalah sangat spesial, karena kita bisa berkumpul sekeluarga dan beribadah,” ujar Jeffry.

Siapa yang antusias di rumah menyambut Natal? “Semuanya, apalagi anak-anak. Mereka sudah besar, jadi tahu pasang pohon Natal, anak-anak senang menghiasnya,” kata Uthe yang mulai mengajarkan kepada anak-anak tentang arti Natal yang lebih dalam. Makna Natal yang paling penting, bagi Uthe dan Jeffry adalah menyadari ada seorang bayi yang telah lahir dan mati untuk menebus dosa-dosa manusia. “Natal itu Tuhan Yesus lahir dan nanti Dia mati dan bangkit untuk menyelamatkan kita. Jadi Dia lahir bukan hanya sekadar lahir, tapi ada tujuannya. Dia lahir dan akan mati lalu bangkit untuk kita,” pungkas Uthe.(diposkan dari: deasbungaaurelius.blogspot.com/Andreas).

Jumat, 20 November 2009

Bocah Dua Tahun Sukses Jadi Bidan

Fit Usai Melahirkan

KARTARNEWS - Baru berusia dua tahun, Jeremiha Taylor sudah membuat ibunya bangga. Dia tampil sebagai pahlawan saat membantu ibu melahirkan adiknya, Kamron.

Menurut harian The Commercial Appeal, peristiwa langka itu terjadi pada Jumat pekan lalu, 13 November 2009, di Kota Olive Branch, negara bagian Mississippi, Amerika Serikat.

Sang ibu, Bobbye Favazza, mengungkapkan bahwa kelahiran anaknya yang ketiga ternyata lebih cepat dari perkiraan. Dokter sudah menjadwalkan Bobbye untuk bersalin lewat bedah caesar di rumah sakit setempat pada 6 Desember mendatang.

Namun pada Jumat pekan lalu air ketuban Bobbye keburu pecah. Ibu berusia 27 tahun itu menelpon layanan darurat "911," namun dia tak tahan menunggu tim bantuan dan harus segera melahirkan. Persalinan instan pun berlangsung di ruang tengah rumah Bobbye.

Saat melihat ibunya kesusahan, Jeremiha justru tampil sebagai penyelamat. Bocah itu dengan sigap mengambil sebuah handuk, seperti yang diminta ibunya.

Tak hanya itu, Jeremiha pun mau berjaga-jaga sambil melihat ibunya berusaha melahirkan calon adik. Tak lama kemudian, Jeremiha menjadi orang pertama yang menyentuh dan menggendong adiknya yang baru lahir. Dia lalu menyerahkan adiknya kepada sang ibu dalam keadaan tali ari masih tersambung.

Tim bantuan dari 911 pun melongo saat melihat bayi sudah lahir berkat bantuan anak berusia 2 tahun. Kamron pun lahir dengan sehat.

"Dia adalah pahlawan cilik saya," kata Bobbye Selasa lalu sambil memandang Jeremiha dengan perasaan bangga. "Sepertinya saat itu dia sudah tahu apa yang harus dia lakukan," lanjut Bobbye, yang kini memiliki tiga anak.ANDREAS.

Selasa, 10 November 2009

E-MAIL DARI NEGERI KINCIR ANGIN " BELANDA "


EMAIL DARI BELANDA: Bersama.Jennel Manuel 

Trip Wisata kota Maastricht, Belanda

Mengunjungi kota Maastricht, Belanda jangan lupa untuk mengunjungi basilika Santo Servatius atau yang dikenal dengan Basiliek Sint Servaas.

Gereja atau basilika ini dibangun di atas makam seorang santa, Saint Servatius, uskup pertama di kota Mastrich dan santa pelindung kota tersebut. Gereja ini juga salah satu tempat terkenal bagi para peziarah.

servaas1

Bagi para pengunjung atau peziarah yang berkunjung ke tempat ini, anda dapat melihat ruangan berbentuk seperti ‘treasure room’ dimana terdapat berbagai macam peninggalan lama kuno dari gereja tersebut seperti berbagai koleksi penting gereja, peralatan misa yang berlapis emas, dan lainnya.


KLAIM BUDAYA, INDONESIA - MALAYSIA PERLU DUDUK BERSAMA

Soal Klaim Budaya, Indonesia-Malaysia Perlu Duduk Bersama
Selasa, 10 November 2009 | 18:23 WIB
Laporan, Bunga Amelia, Bandung

BANDUNG, KARTAR News — Persoalan klaim budaya antara Indonesia dan Malaysia semestinya diselesaikan lewat kajian akademis. Para ilmuwan maupun akademisi dari Indonesia dan Malaysia harus sering duduk bersama membicarakan isu penting ini.

"Persoalan ini perlu lebih banyak dikaji secara ilmiah dari sisi akademisnya. Jangan kita melihatnya dengan emosi sepihak. Ini penting agar hubungan kedua negara bisa terus terjalin baik," tutur Wakil Rektor Universiti Kebangsaan Malaysia Sharifah Hapsah Shahabudin, Selasa (10/11), dalam jumpa pers acara Simposium Kebudayaan Indonesia Malaysia (SKIM) XI di Kampus Universitas Padjadjaran, Bandung.

Ia mengatakan, persoalan pelik mengenai klaim budaya yang melibatkan kedua negara tidaklah sesepele seperti yang terlihat selama ini. "Dengan mobilitas penduduk yang sangat tinggi dewasa ini, klaim budaya tidak bisa dilihat dengan sederhana," tuturnya.

Ia mencontohkan, di negaranya, wayang kulit sebetulnya juga menjadi tradisi, bahkan sejak 250 tahun lalu. Tradisi ini dibawa dari orang-orang rumpun Melayu. "Hanya, di sana, wayangnya sedikit berbeda dengan di sini. Ya, dimodifikasi begitu," tuturnya.

Terlepas dari persoalan klaim budaya, Rektor Universitas Padjadjaran Ganjar Kurnia mengatakan, yang paling penting adalah bagaimana masyarakat kita, apa pun etnisnya, memiliki kebanggaan terhadap budaya yang dimiliki. "Jangan sampai kebakaran jenggot dulu baru kita bertindak," katanya.

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Unpad Asep Kartiwa mengatakan, kegiatan SKIM yang sudah dilakukan sejak 24 tahun lalu merupakan salah satu upaya untuk terus mempererat hubungan kedua negara, setidaknya antar-akademisi.

SKIM XI ini bertemakan "Pembangunan untuk Kesejahteraan dan Perdamaian: Pengalaman Indonesia dan Malaysia". Sebanyak 220 makalah akan ditampilkan dalam kegiatan dua tahunan ini.

Rabu, 21 Oktober 2009

TALANGI Rp 110 JUTA UNTUK KEDATANGAN TARKPOR

Persebaya Talangi Rp 110 Juta untuk Tarkpor

Rabu, 21/10/2009 | 22:42 WIB


KARTAR NEW: SURABAYA, TAMBAKSARI - Kedatangan John Tarkpor Sonkaley ke Persebaya Surabaya harus dibayar mahal. Manajemen harus menalangi uang Rp 110 juta untuk dibayar ke Persitara Jakarta Utara agar pemain berkulit legam itu disahkan oleh PT Liga Indonesia

Berdasarkan pertemuan antara Tarkpor didampingi agennya Alex Banmou, Persitara, dan PT LI di Jakarta, Selasa (20/10), kubu Persitara akhirnya melepas salah satu ikon tim tersebut. Namun Persitara meminta imbalan Rp 200 juta dengan rincian, Rp 50 juta uang pengembalian panjar, dan Rp 150 juta uang denda karena sudah melanggar kesepakatan.

Adapun Persitara menginginkan Rp 110 juta dibayarkan sebelum akhir Oktober dan Rp 90 juta dicicil pada bulan November, Desember, dan Januari.

"Kami yang akan talangi Rp 110 juta dulu, tapi itu kami pinjamkan. Kalau tidak dibayar, pengesahannya tidak turun," ujar Asisten Manajer Bidang Teknik Persebaya Cholid Goromah, Rabu (21/10).

Bila pelunasan tahap pertama sudah beres, barulah Persitara bakal melaporkan ke PT LI yang kemudian akan mengesahkan status Tarkpor.

"Rencananya Kamis kami akan langsung lunasi pembayaran tahap pertama agar pengesahan bisa cepat," ujar Cholid.

Cholid menegaskan bahwa uang talangan ini harus dibayarkan Tarkpor. Mekanismenya bisa berupa pemotongan gaji per bulan hingga utangnya lunas. Ketika dikonfirmasi, Tarkpor mengaku kedatangannya ke Persebaya memang terlambat karena ada masalah dengan Persitara.

"Ada problem dengan Persitara, tapi semuanya sudah beres kalau saya bayar denda," ujar pemain kelahiran Monrovia, Liberia, 16 Oktober 1986 ini.

Tarkpor yang dalam kondisi fit langsung ikut berlatih bersama rekan-rekannya dalam sesi latihan pagi dan sore. Namun pelatih Danurwindo berharap kedua pemain yang sudah dinanti-nanti selama tiga bulan itu untuk menjalani tes fisik.

"Saya tahu Ngon dan Tarkpor punya kualitas yang baik di klub lamanya. Saya tidak meragukan mereka tapi tetap harus ada tes fisik supaya kita tahu kekuatan mereka dan kalau kurang bisa segera dibenahi," kata Danur.

Sebelumnya, pemain-pemain Persebaya juga pernah menjalani tes fisik di Sports Science and Fitness Centre Universitas Negeri Surabaya, Agustus lalu.

Laga lawan Pelita Jaya ditunda

Kali ini Persebaya juga bisa menyiapkan amunisinya yang baru saja datang dengan waktu lebih lama. Apalagi, laga antara Persebaya melawan Pelita Jaya yang seharusnya dihelat di Stadion Siliwangi, Bandung, Minggu (25/10) ditunda karena panitia pelaksana tidak mengantongi izin dari kepolisian.

Sekretaris Tim Persebaya Akhmad Munir mengatakan dari surat yang dikirimkan Badan Liga Indonesia nomor 0868/A.02/BLI 3.1/IX/2009 kepada Persebaya, laga keduanya baru akan digelar 23 Desember.

"Tapi tempatnya belum ditentukan karena kandang Pelita masih direnovasi," ujar Munir.

Persebaya baru akan menjalani laga tandang melawan PSPS Pekanbaru, 7 November mendatang. Adapun manajemen akan bertolak ke Singapura untuk mencari pemain Jepang agar kuota pemain asing Asia bisa dipenuhi.Andreas/Kartar.

SUSUNAN KABINET INDONESIA BERSATU JILID II


Inilah Susunan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II

Rabu, 21 Oktober 2009 | 22:10 WIB
Laporan Langsung Karang Taruna Rukun Warga 07, Sekawan Wangi & Harum, Sidoarjo. Dari Gedung Istana Negara RI, Jakarta: Thessa/Andre/Kartar

KARTAR NEWS: JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akhirnya mengumumkan susunan menteri Kabinet Indonesia Bersatu II di Istana Negara, Jakarta, Rabu (20/10) pukul 22.00. Berikut daftar menteri dan pejabat negara dalam kabinet baru yang akan menjabat pada periode tahun 2009-2014.

1. Menko Politik, Hukum, dan Keamanan: Marsekal TNI Purn Djoko Suyanto
2. Menko Perekonomian: Hatta Rajasa
3. Menko Kesra: Agung Laksono
4. Menteri Sekretaris Negara: Sudi Silalahi
5. Menteri Dalam Negeri: Gamawan Fauzi
6. Menteri Luar Negeri: Marty Natalegawa
7. Menteri Pertahanan: Purnomo Yusgiantoro
8. Menteri Hukum dan HAM: Patrialis Akbar
9. Menteri Keuangan: Sri Mulyani
10. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral: Darwin Zahedy Saleh
11. Menteri Perindustrian: MS Hidayat
12. Menteri Perdagangan: Mari Elka Pangestu
13. Menteri Pertanian: Suswono
14. Menteri Kehutanan: Zulkifli Hasan
15. Menteri Perhubungan: Freddy Numberi
16. Menteri Kelautan dan Perikanan: Fadel Muhammad
17. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi: Muhaimin Iskandar
18. Menteri Pekerjaan Umum: Djoko Kirmanto
19. Menteri Kesehatan: Endang Rahayu Setyaningsih
20. Menteri Pendidikan Nasional: M Nuh
21. Menteri Sosial: Salim Assegaf Aljufrie
22. Menteri Agama: Suryadharma Ali
23. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata: Jero Wacik
24. Menteri Komunikasi dan Informatika: Tifatul Sembiring
25. Menneg Riset dan Teknologi: Suharna Surapranata
26. Menteri Negara Urusan Koperasi dan UKM: Syarifudin Hasan
27. Menneg Lingkungan Hidup: Gusti Moh Hatta
28. Menneg Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: Linda Agum Gumelar
29. Menneg Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi: E.E. Mangindaan
29. Menneg Pembangunan Daerah Tertinggal: Helmy Faisal Zaini
31. Menneg PPN/Kepala Bappenas: Armida Alisjahbana
32. Menneg BUMN: Mustafa Abubakar
33. Menneg Perumahan Rakyat: Suharso Manoarfa
34. Menneg Pemuda dan Olahraga: Andi Mallarangeng

Pejabat Negara:
1. Ketua UKP3R (Unit Kerja Presiden Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan): Kuntoro Mangkusubroto
2. Kepala BIN (Badan Intelijen Negara): Jenderal Pol Purn Sutanto
3. Kepala BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) : Andre/Kartar

Selasa, 20 Oktober 2009

TAKING A PEEK AT LOMBOK


Dubbed as "unspoiled Bali" or "Bali's sister island", Lombok is (almost) everything Bali is not. But that is precisely what prompts many to visit the island.
By:Ketua Karang Taruna RW.07


While it takes only 20 minutes of flying time for Garuda Indonesia's Boeing 737-400 to bring you from Ngurah Rai airport in Bali to Mataram, the capital city of Lombok, the two islands are actually worlds apart.
Lombok's quite and undeveloped environment stands in marked contrast to that of Bali's, beckoning travelers seeking a relaxed pace and spectacular natural beauty.
Most well-heeled tourists tend to gravitate towards Senggigi, a 10-kilometer strip along the coastal road north of Mataram, where most star-rated beach resorts and nightlife action are found.

Lombok is just as large as Bali and offers many tourism sites that suit all kinds of visitors. And the right time to visit Lombok is May, when the climate is perfect: bright, sunny days amidst lush greenery.

The population of Lombok, which forms part of the Province of West Nusa Tenggara, is no more than three million. As such, many with no hidden interest or pretense actually wish to see

Lombok remain as is: quite, natural and pure.

But such thoughts may not be fair to the local community, which can make strides only if the tourism business grows. On the other hand, that can only happen if physical development in the forms of infrastructure and other public facilities takes place.

Lombok is not a place that offers surfing, diving and snorkeling opportunities only, but also beautiful woven textiles like songkets and ikats that can be used as a sarong, wall decoration and tableware. Check out the traditional hand weaving village in Puyung, Central Lombok, if you're a collector of fine textiles.

Lombok is also gaining fame for its pottery that comes in all shapes and sizes. Its popularity is such that many of it are now shipped throughout the world. Look no further than Banyumulek (West Lombok), Penujak (Central Lombok) and Masbagik (East Lombok), the three villages most famous for making pottery.

Many of their traditional handicrafts deserve to be taken back home as souvenirs, namely wooden masks, ketak grass baskets, wooden boxes embedded with fragments of sea shells, or bamboo- and rattan-based items.

Lombok now appears to be entering a tourist boom of sort. As Bali is seen overcommercialized over the past few years, marked by unbearable congestion and less open, natural spaces, many tourists now nod towards the charms of ‘undiscovered' Lombok. With this new interest comes the development of a number of posh boutique resorts on the island, serving quality food and drinks just as Bali was decades ago.

Emaar, the Dubai-based property company, is reportedly set to develop a new town in Central Lombok by investing US$600 million. Its main feature is a 7km natural waterfront that complements a marina, golf course, luxury residences and five-star resorts managed by The Ritz-Carlton.

If after overexposure to the beach, sand and sun begins to work on your nerves, make time to visit Mataram. The city is beginning to display signs of a metropolitan in the making in the way of a shopping mall well-stocked with general consumer and electronic goods. In Mataram one already can find branch offices of national and foreign banks as well as fast food outlets such as KFC.

It may take five to ten years before Lombok achieves what Bali has attained: "the world's most favorite island resort" as voted by readers of Travel+Leisure. But this is perhaps all the more reason for you to visit Lombok now. Andre/Kartar/GM.Com

Places to Visit
The three little islands that make up Gili Islands offer good diving, snorkeling sites, sandy beaches and some nightlife.
The volcanic Mount Rinjani, the third-highest in Indonesia, features many trekking routes.
Kuta has some of the best surfing spots in the world, and beautiful beaches.
The Narmada Park houses a Hindu temple and a famous fountain as well.

Places to Stay
Holiday Resort Lombok
Novotel Coralia Lombok
Qunci Villas
Sheraton Senggigi Beach Resort
Tugu Lombok
Vila Ombak


" Kartar Sekawan Wangi: Tourism & Culinary "